Berita

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal ketiga 2024. Pendapatan perusahaan mencapai Rp96,6 miliar, meningkat 17,74 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp82,1 miliar. Secara historis, SBMA menunjukkan pertumbuhan pendapatan stabil dengan CAGR sebesar 9,52 persen dari 2019 hingga 2023.

Laba bersih perusahaan tumbuh 103,96 persen menjadi Rp9,7 miliar dari periode yang sama pada 2023 sebesar Rp4,8 miliar. Namun, pertumbuhan laba bersih selama periode 2019–2023 hanya mencatat CAGR sebesar 0,48 persen, yang disebabkan oleh peningkatan beban operasional dengan CAGR sebesar 7,34 persen selama lima tahun terakhir.

Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 4,33 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar 2,22 persen. Return on Assets (ROA) juga naik menjadi 3,43 persen dari 1,73 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya, mencerminkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba.

Seiring dengan proyeksi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang memperkirakan kebutuhan gas di Kalimantan mencapai 999,21 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2027, SBMA melihat peluang besar untuk meningkatkan kinerja. Perusahaan optimis dapat mencatat pertumbuhan positif pada 2025, sejalan dengan pertumbuhan industri di Kalimantan. SBMA berencana memfokuskan investasi pada pengembangan pasar, diversifikasi produk, dan penguatan sumber daya manusia. Selain itu, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas utilitas pabrik dan ekspansi ke sektor-sektor potensial seperti minyak dan gas, pertambangan, dan medis. Dengan strategi ini, SBMA berharap dapat berkontribusi dalam memenuhi lonjakan kebutuhan gas industri di Kalimantan dan memperkuat posisinya di pasar industri gas nasional.